Intelegensi sering kita
artikan sebagai kemampuan dalam memahami sesuatu. Dan tingkat intelegensia
masing-masing individu tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dan
perkembangan intelegensi serta tingkatan intelegensia juga semakin bertambah
dan berubah sesuai dengan tingkatan umur seseorang.
Pengertian intelegensia adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya. Demikian definisi intelegensi menurut William Stern. Pendapatnya
selanjutnya mengenai hal ini adalah intelegensi sebagian besar tergantung
dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
kepada tingkatan intelegensi seseorang.
Sedangkan menurut Breckenridge dan Vincent, intelegensi adalah kemampuan
seseorang untuk belajar, menyesuaikan diri dan memecahkan masalah baru.
Sedangkan ahli lainnya yaitu K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah
perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Ada beberapa hal dan faktor yang mempengaruhi intelegensia seseorang dan
faktor tersebut antara lain adalah :
- Faktor
Genetik. Faktor keturunan menyumbang peranan besar dalam mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Tingkat kecerdasan orang ini
dipengaruhi juga oleh gen orang tua. Teori konvergensi mengemukakan bahwa
anak yang lahir telah mempunyai potensi kecerdasan bawaan, tetapi potensi
tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan
latihan atau sentuhan dari lingkungan dengan baik dan optimal pula.
- Faktor Gizi
Nutrisi. Gizi nutrisi juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan orang.
Yang perlu digaris bawahi adalah kebutuhan akan makanan bernilai gizi
tinggi (gizi yang seimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada
perkembangan intelegensi dan uga fungsi intelektual ketika pada fase
prenatal (anak dalam kandungan) hingga menginjak usia balita, sedangkan
usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak terlalu signifikan lagi. Untuk
itulah agar anak kita cerdas maka penuhilah kebutuhan akan gizi nutrisi
sebaik mungkin pada masa-masa di atas tadi.
- Faktor
Pembentukan. Yang dimaksud dengan pembentukan di sini adalah segala
keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
Dan hal ini bisa diwujudkan dengan pendidikan dan latihan yang bersifat
kognitif. Karena hal ini akan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
fungsi intelektual seseorang.
- Minat Bakat
Yang Khas. Minat akan bisa mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri setiap manusia mempunyai
dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Dan inilah juga bisa mempengaruhi kecerdasan seseorang
bila dibina dan dikembangkan secara tepat.
- Faktor
Kematangan. Faktor yang mempengaruhi intelegensi
ini adalah menurut Ngalim Purwanto (1986). Piaget (seorang psikolog dari
Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual,
yaitu : Periode sensori motorik (0-2 tahun), Periode pra operasional (2-7
tahun), Periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan Periode operasional
formal (11-16 tahun). Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah
usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini
berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual dan fungsi
kecerdasan. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan
yang rumit) dengan baik.
Kemampuan intelegensi atau kemampuan kecerdasan ini
dalam masyarakat kita mengenalnya dengan istilah kemampuan intelektual atau pun
kemampuan akademik. Dan kemampuan akademik seseorang akan mempengaruhi
seseorang di masa mendatang ketika mencari pekerjaan yang cocok dan sesuai
dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
Stressssssssssssssssss
Intelegensi sering kita
artikan sebagai kemampuan dalam memahami sesuatu. Dan tingkat intelegensia
masing-masing individu tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dan
perkembangan intelegensi serta tingkatan intelegensia juga semakin bertambah
dan berubah sesuai dengan tingkatan umur seseorang.
Pengertian intelegensia adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya. Demikian definisi intelegensi menurut William Stern. Pendapatnya
selanjutnya mengenai hal ini adalah intelegensi sebagian besar tergantung
dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
kepada tingkatan intelegensi seseorang
Sedangkan menurut Breckenridge dan Vincent, intelegensi adalah kemampuan
seseorang untuk belajar, menyesuaikan diri dan memecahkan masalah baru.
Sedangkan ahli lainnya yaitu K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah
perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Ada beberapa hal dan faktor yang mempengaruhi intelegensia seseorang dan
faktor tersebut antara lain adalah :
- Faktor
Genetik. Faktor keturunan menyumbang peranan besar dalam mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Tingkat kecerdasan orang ini
dipengaruhi juga oleh gen orang tua. Teori konvergensi mengemukakan bahwa
anak yang lahir telah mempunyai potensi kecerdasan bawaan, tetapi potensi
tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan
latihan atau sentuhan dari lingkungan dengan baik dan optimal pula.
- Faktor Gizi
Nutrisi. Gizi nutrisi juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan orang.
Yang perlu digaris bawahi adalah kebutuhan akan makanan bernilai gizi
tinggi (gizi yang seimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada
perkembangan intelegensi dan uga fungsi intelektual ketika pada fase
prenatal (anak dalam kandungan) hingga menginjak usia balita, sedangkan
usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak terlalu signifikan lagi. Untuk
itulah agar anak kita cerdas maka penuhilah kebutuhan akan gizi nutrisi
sebaik mungkin pada masa-masa di atas tadi.
- Faktor
Pembentukan. Yang dimaksud dengan pembentukan di sini adalah segala
keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
Dan hal ini bisa diwujudkan dengan pendidikan dan latihan yang bersifat
kognitif. Karena hal ini akan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
fungsi intelektual seseorang.
- Minat Bakat
Yang Khas. Minat akan bisa mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri setiap manusia mempunyai
dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Dan inilah juga bisa mempengaruhi kecerdasan seseorang
bila dibina dan dikembangkan secara tepat.
- Faktor
Kematangan. Faktor yang mempengaruhi
intelegensi ini adalah menurut Ngalim Purwanto (1986). Piaget
(seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan
intelektual, yaitu : Periode sensori motorik (0-2 tahun), Periode pra
operasional (2-7 tahun), Periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan
Periode operasional formal (11-16 tahun). Hal tersebut membuktikan bahwa
semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan
sempurna. Ini berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual,
sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi
intelektual dan fungsi kecerdasan. Yaitu kemampuan menganalisis
(memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.
Kemampuan intelegensi atau kemampuan kecerdasan ini
dalam masyarakat kita mengenalnya dengan istilah kemampuan intelektual atau pun
kemampuan akademik. Dan kemampuan akademik seseorang akan mempengaruhi
seseorang di masa mendatang ketika mencari pekerjaan yang cocok dan sesuai
dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
Stressssssssssssssssssssss
Jakarta, Stres bisa dialami oleh siapa saja
dan diakibatkan oleh banyak faktor. Namun terkadang orang tidak menyadari jika
dirinya terkena stres. Ini dia tanda-tanda stres yang tersembunyi dan tidak
disadari seseorang.
Stres merupakan suatu reaksi atau respons tubuh terhadap situasi yang
menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi maupun hal lainnya. Beberapa
orang bisa mengatasinya jika ia tahu dirinya mengalami stres, tapi sebagian
lagi tidak menyadari.
Berikut ini beberapa gejala lain dari stres yang kurang disadari atau dikenal
oleh masyarakat, seperti dikutip dari Health24, Senin (13/8/2012) yaitu:
1.Pelupa
Menjadi pelupa, kurang percaya diri dan tidak mampu berkonsentrasi atau membuat
keputusan adalah salah satu gejala stres. Lebih baik coba istirahat sejenak
selama 10 menit atau minum secangkir teh herbal untuk menenangkan.
2.
Sering menguap
Jika seseorang sering menguap padahal ia tidak merasa kantuk dan disertai
dengan napas pendek, ada kemungkinan ia mengalami stres. Menguap yang dilakukan
untuk mendapatkan oksigen yang lebih banyak.
3.
Berkeringat
Kondisi lain yang muncul jika orang stres adalah produksi hormon kortisol
(hormon stres) meningkat yang memicu keringat berlebih, terutama di daerah
bawah lengan.
4.
Mulut kering
Gejala yang sering tidak disadari adalah mulut terasa kering yang disebabkan
oleh adanya penurunan aliran saliva di dalam mulut. Kondisi ini bisa
menyebabkan bau mulut atau halitosis dan masalah gigi.
5.
Sakit pada otot
Ketika stres, otot akan berkontraksi dan bisa menyebabkan ketegangan. Otot
punggung sangat rentan terhadap hal ini sehingga kadang muncul rasa sakit di
punggung, leher dan bahu.
6.
Serangan ketombe
Stres berkepanjangan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat
kulit kepala lebih rentan terkena ketombe. Untuk mengatasinya cobalah mencampur
sedikit shampo bayi dengan shampo biasa setiap minggu, menambahkan beberapa
tetes lavender dan membilas rambut dengan air hangat.
7.
Kaki gelisah
Kondisi stres dapat menyebabkan ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam tubuh
yang membuat otot kaki bergerak-gerak atau tidak bisa diam yang menandakan kaki
gelisah.
8.
Hidung tersumbat atau ada ingus
Kekebalan tubuh yang menurun saat stres juga membuat orang lebih rentan
terhadap pilek dan flu yang bisa membuat hidungnya tersumbat atau justru
menjadi meler. Untuk mengatasinya bisa dengan melakukan aerobik setidaknya
setengah jam 3 kali seminggu yang membuat aliran keringat bebas dan membantu
bernapas lebih baik.
9.
Berat badan bertambah
Hormon stres kortisol membantu timbunan lemak berkumpul di bagian tengah tubuh
sehingga membuat berat badan jadi meningkat, serta pada beberapa orang ada yang
mengalihkan rasa stresnya pada makanan sehingga memicu kenaikan berat badan.
10.
Leher tegang dan sakit kepala
Stres memicu tekanan yang bisa membuat otot leher jadi tegang dan menyebabkan
kekakuan hingga sakit kepala. Melakukan pemijatan lembut dan mandi hangat
dengan tetesan minyak lavender atau chamomile bisa membantu.
Setresss
Stres adalah
merupakan gejala yang umum terjadi pada diri kita sebagai manusia. Karena
sebagai manusia kita tidak mungkin terlepas dari masalah yang satu ini. Akibat
stres berkepanjangan akan bisa membuat produktivitas kita menurun, rasa sakit
dan bahkan bisa terjadi gangguan mental bila kita tidak segera menyikapinya
dengan bijaksana. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik
yang berupa fisik atau pun mental.
Pengertian stress adalah merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi diri seseorang. Stress yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Ini adalah definisi serta pengertian dari stres yang dipaparkan
oleh Handoko (1997).
Ada beberapa hal bisa menyebabkan seseorang stres atau mengalami ketegangan
emosional. Beberapa penyebab stres bisa dikarenakan oleh faktor :
- Kejadian
dalam kehidupan sehari-hari yang bisa berupa kesedihan atau kehilangan
bahkan kegembiraan.
- Status
kesehatan.
- Status
sosial ekonomi.
- Masalah
dalam hubungan interpersonal.
- Lingkungan
masyarakat atau lingkungan kerja yang baru.
- Kehidupan
rumah tangga, pekerjaan, sekolah, masa remaja dan sejenisnya.
Beberapa hal
yang tersebut di atas bisa merupakan faktor yang menyebabkan stres pada
diri seseorang.
Lalu bagaimana tanda dan gejala bila seseorang sedang mengalami sesuatu yang
menggangu pikirannya dan menguras pikiran an juga tenaganya. Berikut beberapa Tanda
Gejala Stress yang bisa dikenali ada pada diri seseorang :
Merasakan Kelelahan.
Lelah ketika mengalami stress adalah sering dirasakan oleh penderita tekanan
psikologi yang berlebihan. Menurut profesor di departemen fisiologi integratif
University of Colorado yaitu Monika Fleshner, PhD bahwa ketika seseorang sedang
stres, maka sistem kekebalan tubuh keliru menganggapnya sebagai suatu infeksi.
Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, yang berdampak akan memaksa orang untuk
beristirahat. Kecemasan juga dapat menyebabkan insomnia (sulit tidur), yang
dapat menyebabkan kelelahan. Ini termasuk dalam gejala stress.
Sering Merasakan Lupa.
Hormon yang dilepaskan ketika sedang dalam masa stres akut atau berkepanjangan
dapat menekan memori jangka pendek orang. Tetap pada umumnya efek lupa ini
hanya berlangsung sementara dan tidak bersifat permanen. Bruce McEwen, PhD,
kepala laboratorium neuro-endocrinology di Rockefeller University, di New York
City mengatakan stres kronis dapat mengubah struktur sel saraf dan hubungannya
dengan otak. Perubahan ini yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan mengingat
nama atau arah.
Mudah Berkeringat.
Hormon yang ada dalam tubuh orang yang berkitan langsung dengan stressor ini
yaitu hormon kortisol atau hormon stres akan mengalami peningkatan. Dan
peningkatan hormon tersebut akan berakibat kepada munculnya tanda stress
lainyya yaitu memicu keringat berlebih, terutama pada daerah di bawah lengan.
Sakit Kepada Dan Leher Terasa Kaku serta Kencang.
Hal ini diakibatkan karena reaksi dari stress akan memacu jantung untuk
berkontraksi lebih keras dari pada biasanya dan akan meningkatkan tekanan darah
seseorang yang berakibat pada timbulnya sakit kepala dan leher dirasakan
kencang.
Mimpi Buruk.
Ketika seseorang sedang diserang dengan kecemasan dan ketegangan tingkat tinggi
maka hal ini akan berakibat seseorang tersebut mengalami mimpi yang buruk pada
tidurnya. Hal ini dikatakan oleh Barry Krakow, MD, Direktur Medis dari
Maimonides Sleep Arts and Sciences, Albuquerque, New Mexico bahwa ketika
pikiran kita dipenuhi dengan kecemasan dan selalu merasa tegang maka mimpi
buruk akan sering datang.
Demikian beberepa hal yang berhubungan dengan penyebab stress, serta
tanda dan gejala pada diri seseorang yang sedang mengalami stres. Hanya saja
tidak selalu tanda stres akan bisa terlihat dari perilaku di atas. Hal
ini juga tergantung mekanisme koping masing-masing individu dalam mengatasi
stress yang dialaminya.
Sehingga kita juga perlu untuk mengetahui tips mengatasi stres yang bisa
dilakukan dengan baik ketika sedang melakukan koping mekanisme mengahadpi
stress dan stressor pada diri kita sendiri. Dan juga tips atasi stress ini juga
tentunya akan berbeda pada masing-masing individdu atau orang.
Kesimpulannya yang bisa kita ambil adalah bahwa stress ini akan bisa
mempengaruhi kondisi fisik, psikis mental dan emosi seseorang. Akan tetapi, di
sisi lainnya stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, yaitu bisa berupa
hal yang negatif ataupun hal yang positif, tergantung bagaimana individu
tersebut dalam cara menghadapi stress dan bagaimana seseorang tersebut
mempersepsikan stress yang sedang di alaminya.
Jakarta, Pergelaran Euro
2012 baru saja usai dan menyisakan kantuk bagi mereka yang menonton laga final
namun harus bangun awal pagi harinya. Bagi orang-orang yang suka begadang dan
tidur kurang dari 8 jam pada malam hari, gejala kurang tidur siap mengintai.
Menurut para ilmuwan, efek yang ditimbulkan dari kurang tidur ini serupa dengan
efek buruk dari stres.
Ketika tubuh mengalami stres, sistem kekebalan tubuh ternyata merespon dengan
cara yang sama seperti yang terjadi saat orang kurang tidur. Untuk memahami dampak
kurang tidur dan bagaimana reaksinya terhadap tubuh, peneliti membandingkan sel
darah putih orang yang tidur teratur selama 8 jam dengan orang yang tidur
kurang dari 8 jam atau disebut juga kurang tidur.
Dalam penelitian ini, peneliti merekrut 15 orang peserta. Kesemua peserta
diminta tidur selama 8 jam pada malam hari. Agar tubuhnya bekerja dalam kondisi
sempurna, peserta diminta menghabiskan 15 menit waktunya di luar ruangan setiap
90 menit ketika siang hari. Peserta juga diminta menjauhi alkohol, kafein dan
obat-obatan.
Pada sesi berikutnya, para peserta diminta tetap terjaga selama 29 jam. Sampel
darahnya kemudian diambil pada setiap tahap. Para peneliti menemukan bahwa
sel-sel darah putih dalam darah meningkat jumlahnya selama fase kurang tidur.
"Granulosit segera bereaksi ketika tubuh mengalami gejala kurang tidur dan
langsung menyerupai respon tubuh saat sedang mengalami stres," kata Katrin
Ackermann, peneliti postdoctoral di Eramus MC University Medical Center
Rotterdam di Belanda seperti dilansir Medical Daily, Senin (2/7/2012).
Ackerman berharap, penelitian berikutnya di masa depan akan menemukan mekanisme
molekuler di balik respon stres ini dan menjelaskan perannya dalam perkembangan
penyakit yang berhubungan dengan gejala kurang tidur kronis. Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat atau Centers for Disease Control
and Prevention pernah melaporkan bahwa hampir sepertiga warga AS mengalami
kurang tidur.
Kurang tidur sendiri diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko stroke,
kanker dan obesitas. Orang yang sering kurang tidur atau jam biologisnya
terganggu umumnya memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk dibanding orang
yang jam tidurnya normal.
"Jika dikonfirmasi dengan lebih banyak data, temuan ini akan memiliki implikasi
dalam praktik klinis dan profesi yang berkaitan dengan kurang tidur dalam waktu
yang lama, misalnya pada orang yang sering bekerja shift malam," pungkas
Ackermann.